Kamis, 26 November 2015

Sarawak Tourism Board Mengadakan Sarawak Expo di Pontianak

Acara olahraga, festival budaya dan musik telah menjadi bagian yang penting dan sangat diperhatikan oleh Dewan Pariwisata Sarawak untuk tujuan promosi pariwisata. Serangkaian kegiatan dan atraksi yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Sarawak juga telah dilakukan sepanjang tahun ini dalam rangka untuk mendukung kampanye “Malaysia Year of Festival” yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata Malaysia di Kuala Lumpur.

Pariwisata adalah pilar utama ekonomi di Sarawak yang menempatkan negeri ini dilandasan yang tepat untuk mengatasi jumlah kedatangan wisatawan tahun lalu sebanyak 4,8 juta. Pendapatan sektor pariwisata Sarawak juga telah meningkat sebelum terjadi penurunan kedatangan wisatawan yang melanda Negara-negara Asia sejak awal tahun ini.
Selain acara Regatta Internasional yang diadakan pada bulan September lalu, ada lebih dari 14 acara utama yang diselenggarakan di Sarawak pada tahun ini termasuk Rainforest World Music Festival, Borneo Jazz, Borneo International Kite Festival dan Pesta Benak.

Meskipun angka-angka kedatangan wisatawan di wilayah Asia nampak tidak terlalu baik, bagi Sarawak, masih ada ruang untuk memperbaiki pertumbuhan. Kemajuan dalam Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition(MICE) akan menjadi nilai tambahan yang bisa memperkuat sektor ini.
Sarawak telah memenangkan tender untuk menjadi tuan rumah International Congress and Convention Association (ICCA), sebuah konferensi internasional yang akan diadakan di Kuching pada tahun 2016. Acara ditingkat nasional dan internasional yang diselenggarakan di Sarawak diharapkan menghasilkan lebih 248 hari konferensi dan diperkirakan RM42.3 juta (USD 9.8juta) dalam pengeluaran delegasi langsung.
Satu lagi bidang pariwisata yang menghasilkan adalah pengembangan ekowisata, termasuk kegiatan seperti mengamati burung dan menyelam. Keterlibatan komunitas etnis telah menjadi bagian penting dalam strategi pariwisata di wilayah ini, dengan Kementerian Pariwisata yang  mendorong partisipasi masyarakat pedesaan melalui program inap desa (homestay). Dalam program ini, para wisatawan  dapat menyewa kamar dari sebuah keluarga dengan suasana rumah sendiri dan kegiatan yang berbasis komunitas. Sebanyak lebih dari 17 juta wisatawan mengunjungi inap desa sepanjang tahun lalu.
Meskipun begitu, perbaikan sistem transportasi amatlah perlu diberi perhatian jika sektor ini akan dikembangkan pada masa mendatang.
Tantangan utamanya adalah untuk meningkatkan perhubungan udara agar dapat mendorong perkembangan sektor pariwisata negeri ini. Dewan Pariwisata Sarawak telah banyak menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan penerbangan utama di wilayah ini untuk meningkatkan hubungan udara serta berusaha meningkatkan frekuensi penerbangan yang ada.
Dalam rangka untuk memperkenalkan potensi-potensi pariwisata yang ada di Serawak, Dewan Pariwisata di Sarawak akan mengadakan Sarawak Expo pada tanggal 27 – 29 November 2015. Yang akan mengisi kegiatan ini adalah beberapa Rumah Sakit Spesialis, Instuitusi Pendidikan, Hotel dan Travel Agency dari Kuching.

Ada dua kegiatan yang akan dilakukan :
1.Business Session (trade event) – diadakan di Mercure Pontianak Hotel
   pada 27 November (terbuka untuk undangan agen perjalanan dari Sarawak
   dan Pontianak saja)
2.Sarawak Expo (consumer fair) – 18 booth pameran pariwisata di Ayani 
   Mega Mall pada 28 dan 29 November (terbuka untuk umum).

Selasa, 24 November 2015

Bahagia Menikmati Makanan Pembuka dan Penutup yang Otentik

Otentik! Itu kata yang sering didengarkan dari si tukang makan. Makin otentik makin dicari ketimbang terlalu banyak makan kuliner fusion sehingga tidak pernah tahu seperti apa rasa aslinya. Akhirnya tidak sedikit pengusaha makanan yang mengangkat nama daerahnya di belakang jualannya ditambah dengan tagline asli dari daerah tertentu, misalnya rumah makan padang “Terang Bulan” asli Padang Pariaman atau Makanan asli Kapau dan sebagainya. Saya jugapaling suka mengunjungi tempat makan yang otentik apalagi kalau saya tahu pemiliknya asli dari daerah menu itu pertama kali ada.
 
Tanggooe
Our Table

Saya pernah punya kesempatan ke Italia. Saat itu ada acara World Youth Day. Selama 1 bulan berkumpul dengan seluruh orang muda di dunia dalam rangka pembukaan pintu Basilika Santo Petrus merayakan millenium. Banyak makanan yang sudah saya rasa, mulai dari yang aneh sampai yang enaknya bikin merem melek. Salah satu favorit saya adalah pizza dengan roti yang krispi diluar namun tetap lembut didalam. Saat saya tahu ada bule dari Italia yang punya gerai makanan Eropa di Pontianak nafsu makan saya menderu debu ingin mencoba. Saya terlalu kangen dengan banyak makanan. Ekspektasi saya sudah tinggi sekali.

Fusian Mix
Tanggooe Pizzeria lokasinya agak jauh dari pusat kota, berada di Dangau Resort di sebelah kiri belakang restoran Dangau. Dangau Hotel Kubu Raya Jalan Arteri Supadio KM 7.5 Kubu Raya   Ruangan tidak terlalu besar namun disediakan kursi-kursi seperti berada di cafe dengan sofa yang empuk dibagian pinggir ditambah meja kursi makan di bagian tengah. Meja bartender juga tersedia. Jika ingin merokok, pilihlah meja kursi dibagian luar. Saat saya datang musik terputar dengan video klip musik Urban kesukaan saya. Saya sungguh menikmatinya namun beberapa teman saya sedikit terganggu karena suaranya yang terlalu kencang sehingga harus berbicara cukup kencang.

Cream Brûlée
Pesanan beragam mulai dari makanan pembuka, utama sampai penutup. Saya sendiri sangat ingin mencoba makanan penutup disini. Tampilannya yang menarik dan menggugah selera atau sebenarnya ini akibat sugesti dan ekspetasi dari awal saya menginjakkan kaki disini. Menu cream brulee membuka selera.  Custard yang lembut dan sangat creamy membuat lidah saya menari-nari. Telur, krim kental dan vanili berpadu cantik dengan tekstur cantik. Semuanya lumer dimulut. Dari beberapa referensi yang saya tahu, bagian topping yang membentuk karamel karus pecah cukup dengan ketukan sendok. Memang sedikit tebal namun ini tidak mempengaruhi rasanya. Disajikan dengan es krim vanila yang semakin memperkaya rasa.

Pizza Tanggooe Signature BBQ
Makanan kedua yang saya nikmati adalah pizza tanggooe signature BBQ. Kulit pizza yang tipis dan kering namun masih lembut didalam ditambah dengan topping ayam panggang, krim asam, daun bawang, saus BBQ dan tentu dengan keju mozarella. Saya merasa sangat senang mencicipi setiap potonan pizza ini. Perlahan masuk kemulut dan potongan ayam terasa cukup banyak menari dalam lidah. Karena ini rasa ayam panggang kemungkinan saus tomat tidak digunakan sebagai dasar pizza. Keju mozarela yang bertabur baur dimana mana membuat rasa semakin kaya. Namun sayang penggunaan sour sauce tidak berfungsi apa-apa justru daun bawang yang sangat menyempurnakan rasa.

Spagetti Chicken Grill Cacciatore
Makanan penutup saya Apple Crumble yang benar benar menggugah selera dengan bahan dasar pie dan kemudian ditambahkan dengan apple hijau yang dimasak terlebih dahulu dengan gula. Saya suka rasa manisnya, tidak terlalu berlebihan tapi lebih menyenangkan jika ada rasa dan aroma kayu manis dan cengkeh. Remahan crumble menghiasi bagian atas dan menetupi rata seluruh apel. Mereka tersembunyi didalam dan akan menyeruak saat terpotong. Jika ingin menambahkan rasa vanila langsung saja suapkan ice cream yang menjadi pendampingnya.



Apple Crumble
Side dish lain juga banyak. Beberapa sempat saya icip dari piring teman saya seperti sayap ayam banggang berbumbu, rasanya juga enak. Ada juga menu nanchos yang sayang sekali tidak menggunakan bumbu salsa. Ada beberapa makanan lain seperti berbagai macam pasta yang juga sempat saya icip-icip. Walaupun rasanya sering saya temui tapi tingkat kematangannya sampai di level aldente. Menurut saya makanan yang paling rendah levelnya dari makanan yang dipesan adalah Chicken Snitzel. Kenapa? Daging ayamnya terlalu kering dan saus tartar nya kurang nendang di lidah. Tapi tumis sayurannya bagus sekali.

Chicken Snitzel
Menurut lidah saya, makanan pembuka dan makanan penutup disini membuat saya betah berlama lama menikmtai suap demi suap tapi beberapa teman saya cukup terganggu dengan suara musik yang terlalu kencang. Mungkin untuk acara pesta tertentu suara musik boleh saja diperdengarkan lebih keras dari biasanya. Lampu yang sedikit temaram juga membuat suasana menjadi nyaman. Beberapa sudut juga bisa di pilih untuk mendapatkan sensasi makan yang berbeda. Memang lokasinya agak jauh diluar kota tapi saya pikir banyak makanan enak yang bisa dinikmati disini. 8-10 bisa saya sematkan. Ditutup dengan ahagia dan di tutup dengan ceria. Selamat menikmati makanan enak. Salam yumcez!

Sabtu, 21 November 2015

Bertarung Lidah dengan Kuliner Ceker Ayam

Begitu tahu ada warung gerobak yang mengkhususkan diri menjual kaki ayam atau ceker atau pheonik feet, saya langsung tertarik untuk mengulik dan mengicip-icip. Makanan ini digemari beberapa orang ada juga yang bergidik ngeri melihat kaki ayam ini terpotong dan berada didalam sayuran. Saya juga beberapa kali mengetahui ada beberapa kaldu juga yang menggunakan kaki ayam. Sedap kan? Kandungan kolagennya yang banyak tentu bagus untuk kesehatan kulit apalagi rasanya yang kenyil nikmat saat di kunyah. Asal pandai mengolah maka rasanya akan enak.

Porsi Bahagia Malam Ini
Kalau dulu ceker seperti makanan kelas bawah yang selalu disingkirkan dan dianggap bagi kalangan tertentu namun sekarang sudah banyak sekali olahan nikmat dan masuk restoran. Salah satu menu yang saya tahu adalah Fung Zau yang dimasukkan dalam kelas dim sum. Dimasak menggunakan bumbu-bumbu serta ditambahkan saus tiram lalu dikukus baru kemudian dihidangkan. Jelas kalau sudah masuk restoran harganya pun menyesuaikan. Ceker ayam pun sudah naik kelas. Sudah bisa jadi makanan yang luar biasa enak dan menjadi favorit.

Back to businnes! Saya akan mencoba menu ceker yang masuk kedalam jajaran makanan gerobak yang sekarang sedang booming di Pontianak. Menuju  ke warkop Sultan di jalan Pancasila (Gusti Hamzah) No 6 c. Di Pontianak mungkin ini adalah tempat pertama yang mengkhususkan diri menjual ceker. Kalau dibeberapa kota seperti Bandung atau Malang sudah banyak yang menyediakan menu ceker dengan berbagai macam teknik memasak. Saya sendiri pertama kali mencoba ceker goreng krispi yang sudah di presto terlebih dahulu adanya di Malang. Di sebuah cafe di pinggiran jalan Soekarno Hatta. Dibumbui dengan siraman saus rica-rica yang menggoda selera. Tidak ada yang dibuang, semuanya di makan hingga semua jari-jari dijilati.

Ceker Run menyediakan tiga jenis menu, Ceker manis, pedas dan sup ceker. Saya bisa mengintip dari tutup kaca ada ceker berwarna kecoklatan, kemungkinan besar diberikan bumbu semur atau kecap. Saya lebih tertarik dengan yang pedas dan sup ceker. Semuanya serba 10 ribuan dan setiap porsi berisi 6 ceker. Saya memesan 1 porsi ceker pedas dan 1 sup ceker.

Sup Ceker
Tidak lama 2 porsi ceker dan satu mangkok untuk tempat membuang tulang tersedia. Saya langsung menyeruput kuah hangat dari sup ceker dengan taburan bawang goreng dan daun seledri yang ramai. Aromanya menggugah selera, apalagi kuah bening ini terlihat begitu sexy. Saya seruput dengan semangat setelah sedikit mengaduk. Gurih dan hangat. Bumbunya sederhana ada rasa bawang putih, sedikit aroma jahe dan beberapa bumbu lain. Seperti biasa ada sedikit rasa lengket dibibir dan lidah khas saat makan ceker. Pasti kolagennya banyak sekali. Wortelnya pas matangnya, tidak lembek, manis dan potongannya sesuai. Saya membayangkan ada tambahan potongan kentang seukuran wortelnya dan juga ditambahkan jagung manis pipil. Cekernya juga empuk dan tinggal sedikit dikunyah maka kulit kaki nan kenyil ini lepas dari tulangnya. Makannya memang repot tapi disitulah sensasinya.

Ceker Bumbu Pedas
Ceker dengan bumbu pedas ini sopannya. Rasa bumbunya mirip rica-rica namun minus daun kemangi. Bumbunya tidak ada yang salah dengan hiasan taburan wijen. Saya sempat heran kenapa harus ditaburkan wijen? Apakah biar mirip makanan korea yang selalu bertabur wijen? Tapi setelah saya bertanya di instagram maka dijelaskan untuk mengurangi kolesterol. Hmmmmmm entahlah, agak susah saya mengambil benang merahnya. Kemungkinan untuk ceker manis cocok saja jika ditaburi wijen. Tapi lidah dan insting kuliner saya mengatakan kalau ceker pedas ini lebih mantap jika ditaburi daun bawang bagian pangkalnya atau mungkin ditaburi bawang goreng. Pasti akan sangat memperkaya rasa. Kembali pikiran saya melayang dan membayangkan jika ceker ini dipresto lalu digoreng kering. Sedeeeeep maaaaak......

Saya pribadi menikmati makan disini. Lokasinya cukup luas, tempatnya bersih dan ada tempat membuang tulang dan cuci tangan. Parkirnya juga cukup nyaman. Saya berharap diatas meja ditambahi lada dan kecap. Siapa tahu ada yang ingin menambahkan rasa lain. Sekali lagi, makan ceker itu rumit dan butuh ketekunan, tapi semuanya terbayar saat rasa kenyil-kenyil dan juga tulang-tulang muda antar ruas jari ayam di kunyah antara gigi geligi. Jika mau sepiring nasi panas bisa menjadi teman dekat, Nilai 7 dari 10 saya sematkan untuk menu ceker yang disediakan disini. Saya yakin, kedepannya akan banyak menu baru disini. Salam Yumcez teman jajan!

Kamis, 19 November 2015

Menikmati Seafood Porsi Mantap Harga Bersahabat



Enak atau tidaknya makanan itu relatif. Tergantung bagaimana lidah kita masing-masing. Ada yang suka asin, manis, asam, gurih atau gabungan dari berbagai macam rasa. Kadarnya pun berbeda setiap orang. Saya selalu berpendapat bahwa karakter itu dibuat dari dapur rumah masing-masing. Wajar jika banyak orang yang pasti mengatakan makanan buatan orang rumah pasti jauh lebih enak dari masakan siapapun. Ada yang tidak setuju?

Cumi Cumi Tempura
Udang Saus Padang
Saya sendiri berusaha membuang semua ingatan rasa makanan rumah dari otak supaya lidah bisa membandingkan rasa dengan baik. Berusaha untuk membiasakan semua rasa, bumbu dan dedaunan ang digunakan sebagai perasa dalam setiap masakan. Baiklah, saya melanjutkan cerita petualangan kuliner di Kota Pontianak yang sepertinya tidak akan pernah habis. Sebagai penggemar seafood kelas berat namun takut kolesterol saya akan mencoba mengajak temanjajan untuk menjajal warung makan yang membuat makanan saat dipesan di King Seafood. Lokasinya di perempatan lampu merah Jalan Pancasila menempati deret ruko berbentuk U. Jika sudah masuk Jalan Pancasila langsung menclok ke sebelah kanan, dan liat spanduk besar yang terpasang disana.

Nasi Goreng Pete
Nasi Goreng Seafood
Baru parkir saja aromanya sudah memanggil-manggil untuk saya segera mencicipi. Untuk tempat seperti ini saya selalu mengusahakan untuk tidak datang sendiri. Datang ramai-ramai tentu lebih menyenangkan karena semakin banyak pesanan semakin banyak yang bisa diicip-icip. Iya kan? Meja tersusun rapi dengan lokasi yang cukup lega. Biasanya restoran seafood akan banyak dilalati tapi disini tidak ada. Aman terkendali. Makanan di masak saat di pesan. Karena saya rombongan bertujuh, pesanan kami cukup banyak. Kangkung terasi. Udang tempura, cumi tempura, udang asam manis, mie doreng jawa, nasi goreng seafood, nasi goreng pete, capcay seafood kuah, sapo tahu dan nasi putih termasuk beberapa gelas air tahu dan es teh. Kami berenam dan kami kalap karena lapar.

Mie Goreng Jawa
Udang Tempura
Makanan datang perlahan-lahan memenuhi meja. Uji tarung rasa dan saling mencicipi adalah ciri khas kumpulan penggila makan. Garpu dan sendok saling silang dimana mana. Menu makanan disini porsinya lumayan besar harganya pun tidak terlalu menguras kantong. Mie goreng jawa saya porsinya jumbo harganya Rp 15.000,- Mie telur berbalut macam-macam saus dan kecap. Tidak ada rasa pedas yang kencang atau kemiri yang berlebihan tapi mie ini terbalut rasa manis dari kecap berkualitas dan gurih asli dari kaldu. Sedikit sawi dan kol dengan tingkat kematangan yang baik jadi teman serta tidak lupa potongan daging ayam yang lembut dan OMG saya suka sekali dengan kulit yang ikut bersama dengan potongan ayam ini. Saya tidak menyesal sudah memesan makanan ini. Satu jempol saya angkat untuk rasa dan satu jempol untuk harga dan rasa.

Sapo Tahu
Sapo tahu dengan kuah hitam sedikit kental. Porsinya cukup banyak, udangnya masih kenyal dan matang dengan baik, beberapa teman saya mengeluh karena masih setengah matang sehingga menyisakan aroma laut. Tapi saya sih oke oke saja. Saus tiramberpadu unik dengan tendangan potongan jahe, tapi sayang potongan jahe nya agak besar sehingga kalau termakan lumayan bikin melotot kaget. Ada sedikit rasa tauco yang tersisa di lidah. Saya sendiri termasuk penyuka olahan kedelai sehingga bun dan sapo selalu menjadi pilihan menu saya.

CapCay Seafood 
Menu lain seperti nasi goreng seafood dan pete juga porsinya besar dan menggugah selera. Saus manis, gurih dan asin semua berpadu tepat dengan campuran kenikmatan seafood dan pete. Semuanya membuat makan siang jadi bahagia walaupun kita tidak bisa mendapatkan sensasi pedas dikedua makanan ini. Bagaimana dengan tumis kangkung terasi seharga Rp 15.000,-? Ini juga sedap! Aroma bawang putih berpadu dengan terasi dan kangkung yang matang sempurna. Tepat sekali dinikmati dengan nasi panas. Porsi Cap cay seafood seharga Rp 25.000,- juga mengagumkan luar biasa besar. Sayurnya memang matang sempurna tapi entah kenapa menurut saya bumbunya masih kurang menyatu dengan sayurannya. Rasanya masih tidak balance dan cenderung hambar.

Kangkung Terasi
Bagaimana dengan tempura cumi dan udang. Tepungnya gurih dan krispi dengan saus cocolan buatan sendiri. Pedas, Manis dan asam serta tetap ada aroma bawang putih. Udang asam manisnya juga enak namun sayang kulit udangnya cukup mengganggu saat di makan. Makanan di sini porsinya besar semua dan sepertinya memang dikhususkan untuk datang beramai-ramai. Kami ber enam harus membayar kerusakan sebesar Rp 233.000,- termasuk dengan minuman. Sungguh harga yang pantas dan sesuai. Wajah puas terlihat dari wajah kami masing-masing. Nilai 8 dari 10 saya berikan. Tempat ini lumayan nyaman dan memiliki parkir yang luas. Sara rekomendasikan untuk dinikmati rame-rame. Salam Yumcez!