Kamis, 29 Oktober 2015

Melanjutkan Wisata Sehari di Pontianak #PontianakMenyapaDunia

Menyusuri Pontianak lewat Kapuas
Saya memberanikan diri berdiri ditengah pertempuran meriam. Ledakan dikiri dan dikanan telinga saya membuat saya merasa lebih gagah. Menggunakan kapal wisata yang menyusuri sungai kapuas saya cukup membayar Rp 15,000,-. Kapal motor berukuran 10 x 3 siap menghantar tamu untuk menikmati sungai Kapuas.

Senja ddi Kapuas
Kapal wisata ini biasanya bersandar di alun alun kapuas. Saya sarankan untuk memilih mengantri pukul 4.30 sore untuk keberangkatan 5 sore. Selain mendapatkan sensasi kejutan dari tembakan meriam karbit, wisatawan yang beruntung bisa melihat matahari terbenam yang bulat dan berwarna kuning tua, membias terpendar diatas air sungai kapuas. Sungguh pemandangan yang luar biasa bagi saya yang mencintai sore hari
Add caption
Kapal wisata ini menyediakan beberapa meja dan kursi serta beberapa kursi di bagian tepi kapal hingga bagian depan kapal. Paling tidak jika penuh mampu menampung 50 orang dalam sekali keberangkatan. Cemilan ringan, minuman segar dan mie rebus tersedia lengkap didalam kapal ini. Harganya memang lebih mahal daripada harga normal tapi mampu menemani perjalanan selama 45 menit menyusuri sungai kapuas melewati kedua sisi sungai.

Penjual makanan di dalam kapal
Bagian dalam kapal
Sembari duduk di tepian kapal, dari kejauhan terlihat nyala api suluh terkena angin dan tiba-tiba api menyambar diujung hulu ledak meriam karbit dan terlihat lidah api yang sangat besar menyambar diujung meriam dan langsung diikuti dengan ledakan hebat menggelegar yang sungguh luar biasa. Kapal terasa bergoncang dan sedikit oleng jika tepat berada didepan meriam yang ditembakkan. Sensasi ini yang memang saya cari. Sport Jantung ala Pontianak

Penjual Makanan Enak di Alun Kapuas
Banyak hal yang bisa dilihat dari kapal ini, mulai dari pasar siantan dan pelabuhan ferry nya. Terdapat penginapan lanting pertama di tepi sungai. Masjid Jamik sebagai masjid penanda berdirinya kesultanan Pontianak. Kehidupan masyarakat kampung tepi sungai. Meriam karbit diatas panggung yang kokoh. Jembatan sungai Kapuas yang pernah menjadi ikon di tahun 90an. Pelabuhan Senghie yang merupakan pelabuhan pertama di Pontianak, Pasar Kapuas besar yang menjadi urat nadi antara daerah hulu dan hilir serta kapal-kapal yang berlayar menyusuri sungai maupun menembus laut. Perjalanan sendiri akan berakhir kembali di taman alun kapuas. Saran saya bawalah kamera atau ponsel dengan kamera yang mumpuni untuk memotret terutama saat matahari terbenam.

Air Mancur di tamanalun kapuas
Bagi yang suka memacu adrenalin silakan menyewa perahu tradisional untuk berlayar lebih dekat menyusuri pinggiran sungai melihat lebih dekat dari depan meriam ditembakkan. Keseruannya luar biasa selain telinga yang dilatih, adrenalin juga benar-benar terasah. Pemain meriam tidak akan perduli dengan kapal yang berseliweran, mereka tetap saja menembak dan terkadang sampan tradisional ini sampai tergoncang hebat.
Penjual di taman alun Kapuas

Sensasi Sotong Pangkong
Setelah selesai menyusuri dungai Kapuas anda masih bisa melihat air mancur disebelah tugu khatulistiwa mini di taman alun kapuas. Disini juga banyak penjual makanan kecil dan aneka barang khas kaki lima. Ada pula sebuah taman yang berhias lampu warna-warni dan pada malam minggu digunakan sebagai gedung bioskop outdoor. Tidak hanya memutarkan film tapi juga pertandingan bola.

Penjual sotong pangkong
Saatnya beringsut menuju jalan merdeka timur. Datanglah diatas pukul 5 sore, asap harum nan gurih akan mengepul dan tercium dari sini. Terdengar suara dok... dok.... dok.... saling bersahut-sahutan menghasilkan alunan nada. Lihatlah disepanjang jalan ini. Banyak lapak-lapak pinggir jalan yang mengantung sotong/juhi kering didalam kotak kaca. sotong kering ini di susun berdasarkan ukurannya. Ada ukuran kecil, sedang hingga besar yang tentu nantinya akan berpengaruh dengan harga jual berkisar dari Rp 20.000,- hingga Rp 40.000,-

Sotong dipangkong dan diracik
Peralatan mereka sungguh sederhana. Bermodalkan meja ukuran 1 meter lengkap dengan sotong yang bergantung disana. Sebuah kaleng bekas biskuit berisi bara api dan dibagian atas tersimpan jaring dari besi untuk memanggang. Balok seperti kursi panjang dan palu untuk memangkong sotong. Menggunakan halaman depan ruko atau pinggiran trotoar, karpet digelar bersama meja-meja kecil untuk duduk lesehan. Diatas meja sudah disiapkan mangkuk kecil untuk menuangkan cocolan.

Sotong Pangkong siap dinikmati
Cara membuatnya sungguh sederhana. Sotong akan dibakar terlebih dahulu hingga mengeluarkan aroma yang sedap Menggunakan arang dan terus dikipas secara tradisional. Setelah itu sotong akan dipukul menggunakan palu hingga berserabut menjadi lembut dan baru kemudian dihidangkan. Disajikan dengan dua jenis cocolan. Sambal cair yang terdiri dari cuka, cabe dan bawang putih dengan aroma ebi serta sambal kacang cair.

Mungkin sebagian orang bertanya, apa itu pangkong dalam bahasa Indonesia, Pangkong bearti pukul. sotong pangkong ini biasanya juga disingkat sopang. Dulunya makanan ini hanya hadir di bulan ramadhan. Penjualnya bisa puluhan sampai ratusan disepanjang jalan Merdeka. Peralatannya yang sangat sedehana berupa pemanggang berisi arang dan palu untuk memukul membuat makanan ini sangat gampang dijual dan disajikan.

Dibakar lalu di pangong
Sebenarnya makanan ini dijual sebagai cemilan setelah berbuka bpuasa sembari menunggu waktu tarawih tiba. Dulu penjual dan pembeli didominasi oleh anak-anak namun sekarang semua kalangan duduk santai dipinggir jalan menikmati makanan sederhana ini. Ada yang bilang makanan ini merupakan pengobat kangen bagi perantau saat kembali ke Pontianak. Makanan ini menjadi makanan menemani reuni

Walaupun jarak antar lapak hanya 50 meter, tidak ada perebutan pelanggan. Kita bebeas mau mampir dan menikmati sotong pangkong yang mana. Memang sebagian pedagang ini musiman namun ada juga yang tetap berjualan sepanjang hari. Umumnya pelanggan yang datang kebanyakan wisatawan atau penduduk lokal Pontianak yang telah lama merantau dan kembali sebentar untuk berlibur.
Sotong Pangkong sedang di bakar
Menikmati sotong pangkong merupakan pengalaman yang mengesankan. Jajanan di sepanjang Jalan Merdeka merupakan satu apresiasi masyarakat lokal membuat festival makanan jalanan ala sotong bakar dengan berbagai variasi rasa dan teknik olahan. Jajanan khas ini menjadikan Kota Pontianak sebagai kota Sotong Pangkong Melayu yang mungkin tidak akan ditemukan pada semua kota metropolitan di seluruh Indonesia.


Pontianak kota ramah wisatawan
Pontianak kota yang ramah untuk dikunjungi, Transportasi laut maupun udara bisa digunakan. Kapal laut dari Semarang atau Surabaya rutin berlayar menuju Pontianak demikian pula sebaliknya. Apalagi maskapai penerbangan yang melewati Pontianak juga sudah banyak. Bahkan tujuan Jakarta saja hingga 10 x penerbangan perhari termasuk rute Internasional seperti Kuala Lumpur dan Sarawak

Atraksi luar biasa
Hotel juga sangat banyak, tingkat okupansi yang tinggi membuat banyak hotel berbagai tipe dari berbagai jaringanhadir di Pontianak. Tinggal menyesuaikan budget ingin tidur dimana. Hotel yang menyebar rata di pusat kota membuat kita tidak perlu khawatir kesusahan mengeksplorasi Pontianak apalabi biasanya sudah banyak tour dan travel yang menawarkan paket wisata yang tidak hanya melayani tur dalam kota tapi hingga luar kota.

Sore di Kapuas
Ada satu lagi mitos yang beredar di kalangan masyarakat Pontianak. Barangsiapa yang sudah ke Pontianak dan sudah meminum air kapuas maka niscaya ia akan kembali kesini bahkan tidak bisa lepas dari Pontianak. Berani mencoba?



Wisata Sehari di Pontianak #PontianakMenyapaDunia

Pontianak tidak hanya tugu khatulistiwa 0 derajat dengan festival titik kulminasi atau sensasi menikmati kuliner wajib seperti kwetiaw goreng dan kesegaran air lidah buaya. Kota equator ini menyimpan sensasi panorama berbalut budaya serta kuliner lokal masyarakat yang menarik untuk di coba dan pantang untuk dilewatkan terutama yang tidak punya waktu banyak saat liburan. Cobalah menikmati Pontianak dalam satu hari walaupun sejenak namun banyak cerita dan rasa yang akan sulit untuk dilupakan.

Bersantai
Sore Hari
Mulailah pagi hari dengan menikmati budaya dan sensasi menghirup kopi robusta racikan spesial warung kopi sembari menikmati sarapan pisang goreng srikaya dan keladi goreng srikaya yang menjadi salah satu legenda kuliner di Kota Pontianak. Lalu jangan lupa menyusuri  tepian sungai Kapuas untuk melihat meriam karbit yang berjejer cantik dan siap mengguncang dan memekakkan telinga. Lalu mencoba menyusuri Sungai Kapuas dan menikmati suasana matahari yang beringsut tenggelam dengan pendar bias cahaya di atas sungai. Jangan lupa akhiri wisata satu hari dengan menikmati salah satu cemilan otentik sotong pangkong yang akan membuat anda terkenang untuk kembali lagi merasakannya.

Tepian Kapuas
Cerita Rakyat Asal Mula Pontianak
Pontianak, Kota yang terbelah oleh sungai dan garis Khatulistiwa, berasal dari kata Kuntilanak. Hantu perempuan berambut panjang berwajah seram, menggunakan baju putih panjang dan suka mengoda pria. Suara tawanya sangat khas, cekikian dan nyaring membuat banyak orang bergidik ngeri. Menurut cerita orang tua, jika tawanya terdengar dekat maka kuntilanak masih jauh tapi jika suaranya terdengar jauh maka kuntilanak tidak berada jauh dari yang kita. Begitulah kota ini dulu, penuh cerita mistis yang membuat kita penasaran. Dari cerita rakyat yang beredar mulut ke mulut mengatakan bahwa sultan pertama Pontianak, Syarif Abdurrahman Alkadrie baru saja hijrah dari kerajaan Mempawah dan bermaksud ingin mencari daerah baru untuk dijadikan kerajaan. Namun ditengah perjalanan Ia diganggu oleh kuntilanak dan untuk mengusirnya maka ditembakkanlah meriam sehingga kuntilanak itu pergi.
Anak dan meriam
Meriam Karbit
Kuntilanak berhasil di usir dengan tembakan meriam dari atas kapal dari pinggir sungai Kapuas. Setelah itu Syarif Abdurrahman Alkadrie masuk kedalam hutan rimba bersama prajuritnya untuk mencari dimana peluru meriam itu mendarat. Lalu diputuskan oleh beliau dimana peluru itu jatuh disanalah akan dibagun kerajaan baru. Demikianlah cerita rakyat ini berakhir dengan berdirinya Keraton Kadriyah Kesultanan Pontianak dan Masjid Jami. Berdiri kokoh pada tahun 1778 hingga saat ini sebagai penanda berdirinya Kota Pontianak dan menjadi perlambang berdirinya kesultanan Pontianak

Siap tembak
Untuk mengenang kejadian ini, maka diadakanlah tradisi menembak meriam karbit. Dulu permainan ini bisa dilakukan kapan saja, namun sekarang difokuskan disepanjang bulan puasa dan puncaknya di malam takbiran hingga satu minggu setelah lebaran.
Meriam Karbit
Lubang Meriam

Buka Pagi dengan Segelas Kopi
Susurilah Pecinan di Jalan Tanjung pura No 17 tidak jauh dari pasar parit besar. Carilah Warkop Suka Hati yang sudah ada sejak 70 tahun lalu dan sangat terkenal dengan home made selai srikayanya  yang terkenal hingga mancanegara. Teman saya dari Jakarta bahkan suhu-suhu kuliner pasti menyempatkan diri untuk mampir dan membeli selai srikaya ini. Pusaka kuliner yang sangat sayang dilewatkan. Makanan manis dan gurih dari bahan sederhana, telur bebek dan gula. Di buat tanpa mesin dari generasi pertama hingga ke tiga. Rasa dan kualitas yang tidak lekang oleh zaman
Kopi saring dan ketel tembaga
Gelas siap isi

Pisang goreng pontianak yang nikmat harus menggunakan pisang Nipah dari Sungai Duri dan Jungkat. Dibentuk seperti kipas, dicelupkan kedalam tepung dan digoreng dengan minyak panas kemudian dioleskan dengan selai serikaya. Nikmat sekali dinikmati dengan kopi pahit. Tidak Hanya itu di Warkop Suka Hati, mereka mengoleskan selai serikaya di keladi goreng. Keladi goreng srikaya suka hati lah yang menurut saya paling patut dicoba. Keladi empuk dan gurih, dibalut dengan tepung goreng dan diolesi selai srikaya. Disajikan hangat dan dipotong seukuran sekali suap. Selai srikaya yang super manis berpadu gurih telur bebek! Cocok! Gurih karbohidrat dan gurih protein sudah jadi kesatuan rasa yang dicintai Indonesia.

Pembuat kopi
Datanglah kesini pagi hari, nikmati suasana hirup pikuk pagi, dengan tempat yang sempit hanya 3 x 8 meter, tapi dengan inilah nuansa keakraban terjadi, menikmati setiap perbincangan dan interaksi pagi. Aroma kopi bercampur aroma roti dan srikaya, menguap bersama perbincangan ngalor ngidul. Tidak ada sudut privasi. Semua membaur menjadi satu, dalam meja kecil dan bangku sempit.

Kopi dan temannya
Menikmati suasana disini, daerah pecinan tua yang selalu ramai. Segelas kopi hitam hasil olahan sendiri. Tercium aroma harum yang membangkitkan setiap inspirasi, kopi ini terlihat hitam dengan aroma yang keluar menembus hidung. Selera penikmat kopi di Pontianak kebanyakan menyukai kopi yang dipanggang sedikit hitam dan pahit. Sengaja dipanggang sedikit gosong. Tingkat keasaman hampir hilang bahkan tidak terasa disisa kecapan, cenderung meninggalkan rasa manis. Tapi inilah yang dicari penikmat kopi ala Pontianak

Serikaya Suka Hati
Tentu saja suasana yang tidak bisa dibeli walaupun susah payah mencari tempat parkir. Disinilah kita bisa merasakan Suka Hati yang sebenarnya. 

Selasa, 27 Oktober 2015

Sop Ayam Klaten kini hadir di Pontianak

Siang hari setelah hujan enaknya makan apa ya? Pasti langsung kepikiran sesuatu yang berkuah, hangat dan berbumbu ringan. Bakso? Terlalu sering dan biasa. Bagaimana kalau ekspansi makanan lain yang tidak berhunbungan dengan mie sama sekali. Mau mencoba menikmati hal berbeda dulu ah.....

Yeayyyy!!!!
Kebetulan beberapa hari yang lalu saya sempat melihat banyak t-banner yang tersusun rapi di beberapa jalan utama. Terpampang nyata kalau akan ada lokasi makan baru yang bertemakan sup Ayam. Judulnya Sup Ayam Yu Sum khas klaten. Lalu apa yang ada dipikiran anda? Pasti ada yang langsung membandingkan head-to-head dengan sop ayam Pak Min Klaten. Mau bagaimana lagi. Itulah konsekuensi membawa panganan tradisional ang sudah lebih dahulu melegenda dengan brand lain.
Harga menu, abaikan pria disebelah menu

Hangat dan sedap ditambah gurih
Menuju ke Jalan Veteran No 88 sembari melihat spanduk yang berkibar memudahkan saya menemukannya, Ruko 2 pintu dengan parkir yang lumayan luas membuat kita gampang untuk meletakkan kendaraan. Tempat ini juga lumayan luas namun saat jam makan akan penuh dan mesti bersabar. Deretan bangku dan kursi panjang muat untuk 4 orang dan dimeja sudah ada tempe kemul lengkap dengan cabe utuh. Kunyah tempenya dan ledakkan cabenya dimulut. Sensasi ini yang selalu saya cintai sepenuh hati.

Tempe kemul dengan cabe nyes!
Saya memesan nasi dengan sop pechok dada. Artinya saya memilih potongan dada yang dipotong-potong ukuran sedang lalu disiram kuah sop yang panas lalu ditaburi daun seledri dan bawang goreng. Sembari menunggu, tempe didepan mata dismbar secara sengaja. Sepotong tempe ukuran sedang dihabiskan bersama dengan 3 potong cabe kletus! Nyes! Lidah saya mengatakan tempe ini sedikit kurang berbumbu begitu pula dengan tepung yang digunakan untuk membalurinya. Sayang banget yah! Tapi untunglah, pedes cabenya tetap bikin happy slurpy.

Sibuk memechok ayam
Nasi ngebul dan asap lembut sop ayam menyeruak hidung begitu sampai didepan meja. Saya minta tambah daun seledri dan bawang goreng karena suka dengan aroma dan rasanya. Asap tipis membawa aroma segar seledri dan sedap bawang goreng menggelitik hidung dan meminta saya untuk menyeruput kuah coklat yang bersih. Terasa sekali kaldu ayam melalui rongga mulut dan menyentuh syaraf lidah. Soft.... gurih dan nyamleng, tidak meninggalkan amis dirongga mulut. Bumbu njawani ini terasa di menu ini, biasanya untuk urusan sop di tanah melayu, rempah arab seperti adas, merica, cengkeh dan kayu manis begitu mendominasi. Tapi ini tidak! Halus dan lembut walaupun jujur bahwa Pak Min lebih muantep tenan citarasanya.

Suka pechok dada
Saya tidak menambahkan apa-apa lagi kedalam sop ini. Saya sengaja memilih dada karena seratnya paling bagus saat dimasak dengan metode slow cooking. Seratnya masih terasa dan bumbunya merasuk disetiap serat daging. Lemaknya juga tidak banyak hanya ada dibawah lapisan kulit tapi jangan dibuang. Inilah dia bomnya. Selain gurih maksimal juga lembut dan nyaman dilidah serta tenggorokan. Oh ya, saya juga menambahkan potongan cabe untuk menambah rasa pedas. Lebih sreg dengan potongan potongan tomat. Saya bisa membayangkan betapa sedap jiga ditambahkan potongan wortel atau kentang didalamnya!

Gank Makan ceria
Makanan ini memang cocok dengan lidah kebanyakan orang, menu yang bisa dibilang mudah diterima dan tidak gampang membuat bosan karena citarasanya yang ‘ringan’ dimulut. Dari nilai 1-10 maka nilai 7,5 boleh disematkan di tempat ini. Pelayanan cepat, tempatnya lumayan bersih dan harganya masih dapat diterima kantong. Selamat menikmati kejayaan kuliner Indonesia. Salam Yumcez berjamaah!